FACTS ABOUT REFORMASI INTELIJEN INDONESIA REVEALED

Facts About reformasi intelijen indonesia Revealed

Facts About reformasi intelijen indonesia Revealed

Blog Article

Awani Yamora Masta menggarisbawahi pentingnya sistem rekrutmen berbasis kompetensi dan bukan kedekatan politik. Politisasi rekrutmen masih menjadi masalah yang harus diatasi agar BIN tetap profesional.

Air Protection Artillery (ARH; Indonesian: Artileri Pertahanan Udara) will be the anti-aircraft protection units of the army. Its key perform to defend other ground models from an air assault and aid to guard installations from destruction. They are Outfitted with both equally anti-air defense guns and short array air defense missile programs, either MANPADs or auto-mounted techniques.

Jurnal Intelijen adalah media massa yang bersifat umum yang mengulas sisi pemberitaan secara mendalam. Dalam beberapa berita akan disajikan scenario, foresight, prediksi, dan rekomendasi yang disarankan oleh Redaksi untuk dilaksanakan oleh pemangku kepentingan terkait. Pemilihan kata "intelijen" yang mengandung makna cerdas dan tepat yang artinya jurnalis dan jajaran Redaksi dalam membuat berita akan dilakukan dengan cermat, tepat, cepat dan menghadirkan narasumber yang kompeten. Disamping itu, media massa ini tidak terkait dengan lembaga intelijen manapun juga baik dalam dan luar negeri. Kami mengundang pembaca dan pemangku kepentingan dan pihak manapun baik di dalam dan luar negeri untuk bekerjasama dengan media massa ini baik terkait indepht reporting, kerjasama pemberitaan ataupun kerjasama lainnya.

Langkah pertama adalah dengan memperbaiki intelligence cycle, Langkah kedua yang dapat ditempuh dalam penguatan intelijen negara adalah dengan memperkuat dan memperat koordinasi intelijen negara, terutama lewat Kominda.

Dalam diskusi tersebut, penting untuk menyoroti pentingnya Reformasi Intelijen Indonesia agar lebih efektif dalam mendeteksi ancaman dengan lebih baik.

Hal tersebut disebabkan oleh pengertian bahwa intelijen bukan aparat penegak hukum, sehingga jika undang-undang intelijen selalu dikaitkan dengan penegakan hukum, maka kebijakan intelijen tidak mungkin dapat dijabarkan dengan benar pada tataran operasional.[twelve]

DENPASAR – Dalam dunia pengintaian atau penyusupan, dahulu kita mengenal istilah “Telik Sandi”. Istilah ini berasal dari bahasa Indonesia dan dikenal pada zaman kerajaan-kerajaan, di mana Telik Sandi adalah sebutan untuk mata-mata kerajaan yang bertugas mengawasi kerajaan-kerajaan lain.

Konflik yang terjadi di Poso adalah karena konflik antar elit politik yang mana para elit politik daerah memanfaatkan agama sebagai tameng dan kendaraan politik yang bertujuan mengamankan dan mencapai kepentingan politik dan ekonomi di wilayah Poso dengan cara memobilisasi mssa melalui hasutan isu agama dan etnis.[5]

[22] As a result, the armed forces bodies hooked up to the civilian authorities ultimately completed an intelligence ‘operate’ to protect towards just what the Orde Baru

Selama ini reformasi intelijen belum mendapatkan porsi perhatian yang cukup dari kalangan eksekutif, legislatif dan masyarakat sipil.

Namun langkah intelijen untuk melindungi atau menyelamatkan masyarakat, kerap kali tidak mendapat apresiasi yang layak. Bahkan masyarakat seakan tengah dijangkiti oleh sindrom ketakutan terhadap intelijen. Bahkan sebagian besar wakil rakyat juga demikian.[fourteen]

Pacivis UI underlined the problems of preventing security disruption and conflict, which made the civilian elite ‘compromise’ not to put excessive situs web stress within the armed service given that they ended up desired to restore stability. This need to the ‘navy’ was noticed during the appointment of navy officers such as ZA Maulani, Arie Kumaat, and AM Hendropriyono as heads of BAKIN (which later on turned BIN).

g., by forced taking of folks’s land and destruction on the environment and forests ‘escorted’ by navy and intelligence organizations.

Within the late nineteen sixties to nineteen seventies when BIN was nevertheless termed BAKIN, Colonel Nicklany who at that time served as head of deputy II of BAKIN, requested for assistance from your CIA, MI6, and MOSSAD to educate a brand new BAKIN unit termed Satsus Intel (satuan khusus intelijen/Unique intelligence device) which was tasked with managing foreign counterintelligence, namely catching international spies running in Indonesia especially from communist nations, Regardless that Indonesia does not have diplomatic relations with Israel, Nicklany did not care concerning this and reported: "We will bring in these Israeli instructors as they are the top in planet," In keeping with Israeli officers interviewed in 2007.[twenty]

Report this page